Coupling Fluida Yang Berperan Sebagai Clutches
Kopling fluida dapat berfungsi sebagai kopling awal yang lembut dan sebagai pembatas torsi cengkeraman. Kopling fluida tipikal terdiri dari poros input yang terpasang pada impeller dan poros keluaran yang terpasang pada runner, dengan keduanya terbungkus dalam housing tertutup. Sebuah impeller dapat berbeda dari runner dalam bentuk baling-baling radial dan dapat dilampirkan ke, dan diputar dengan, rumahan/housing yang berisi impeler dan runner. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, poros didukung oleh bantalan di rumahan dan dengan bantalan di ujung jauh dari setiap poros yang masuk belokan didukung oleh selungkup, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Setiap impeller dan runner terdiri dari setengah dari torus, seperti yang ditunjukkan pada penampang pada Gambar 1, yaitu dilengkapi dengan baling-baling radial yang memanjang secara radial ke dalam melintasi torus, sebagaimana adanya terlihat pada Gambar 2. Lokasi impeller dan runner dalam kopling fluida juga ditampilkan di sisi kanan Gambar 3 untuk tersedia secara komersial kopling yang bertumpu pada reservoir pelumasnya, yang juga dikenal sebagai sump.
Pompa yang digerakkan secara internal yang terletak di sisi kanan luar rumahan adalah untuk memompa cairan dari reservoir ke dalam ruang yang membungkus impeller dan runner untuk memberikan awal yang lembut selama interval kurang lebih 5 (lima) detik. Fluida dari reservoir harus disirkulasikan melalui sistem pemompaan dan pendinginan yang disediakan oleh pengguna. Standar sistem pendingin umumnya tidak disediakan oleh produsen kopling fluida karena banyaknya variasi kondisi kerja di mana kopling ini dapat digunakan.
Biasanya panas yang akan hilang adalah sekitar tiga persen (3%) dari daya masukan. Konversi antara daya yang hilang, dalam watt atau tenaga kuda, dan panas yang dihasilkan per satuan waktu, seperti yang dinyatakan dalam besar kalori atau Btu, dapat dirumuskan menjadi:
1 Btu/sec = 1:41391 hp ; 1 kilocalorie/min = 69:7333 W
Daya yang ditransmisikan P terkait dengan rpm input (putaran per menit) n sesuai dengan relasinya
P = P0 (n/n0)α
di mana P0 adalah daya referensi dan n0 adalah rpm referensi. Keduanya, bersama dengan eksponen a, bergantung pada penggerak fluida yang terlibat. Hubungan (1.1) dapat ditampilkan pada kertas log-log, seperti pada Gambar 4, untuk kemudahan memilih dan kopling fluida yang sesuai tanpa menggunakan komputer untuk mengevaluasi persamaan.
Penggunaan Gambar 4 langsung. Misalnya, untuk memilih kopling digerakkan oleh motor yang berputar pada 1160 rpm yang dapat menghasilkan 150hp, hanya memasukkan grafik pada 1160 rpm dan baca hingga 150 hp. Sebagai panduan untuk membaca skala logaritmik untuk daya, perhatikan bahwa hanya garis kisi 200-hp yang tidak berlabel antara garis kisi 100-hp dan 250-hp berlabel. Oleh karena itu, titik yang koordinatnya adalah 1160 rpm dan 150 hp dalam wilayah model kopling 230.
Peralatan ini dan kopling fluida serupa cocok untuk digunakan dengan penghancur dan chipper, dengan konveyor dan peralatan penanganan bahan serupa, serta dengan peralatan portabel. Mereka juga dapat digunakan dalam seri dengan marine drive untuk perlindungan baling-baling.
Tidak semua kopling cairan mengontrol batas torsinya dengan menyesuaikan jumlah cairan di ruang impeller. Produksi satu kopling kopling kecil yang diisi dengan uidata sepanjang waktu; tidak pompa atau reservoir diperlukan. Housing berputar dengan poros input di keduanya aplikasi kopling dan rem, sehingga kedua sirip pendingin yang terpasang panas berputar untuk menghilangkan panas yang dihasilkan oleh kehilangan cairan.
Rata-rata kehilangan panas turun dari 240% untuk 0,125-hp kerja terus menerus pada 600 rpm to 30% untuk 5.0-hp kerja terus menerus pada 3600rpm. Kesederhanaan diperoleh oleh misi pompa dan reservoir telah ditukarkan untuk kerugian-kerugian ini.
Aplikasi yang umum terdiri dari mesin latihan olahraga, wahana hiburan, oven kue, operasi katup, derek, gerbong pembalik, dan penggulung dan peralatan pelepasan.
>>> KLIK DI SINI UNTUK MEMBACA ARTIKEL TENTANG ELEMEN MESIN LAINNYA!
Kontributor : Daris Arsyada
Sumber:
Orthwein, William C. 2004. Clutches and Brakes Design and Selection Second Edition. Illinois: Marcel Dekker, Inc.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!