Unmaned aerial vehicle (UAV), Unmaned aerial system (UAS), Pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau lebih dikenal dengan sebutan drone adalah pesawat yang terbang tanpa pilot didalamnya, yaitu dikendalikan dari jarak jauh maupun terbang secara otomatis tanpa kendali dari pilot sama sekali. Penggunaan istilah drone yang sudah populer tersebut sebenarnya kurang tepat, karena pada mulanya UAV memiliki suara propeller yang berisik seperti lebah, sehingga dijuluki sebagai drone (lebah betina).

Pesawat terbang tanpa awak ini bisa digunakan untuk menggantikan tugas manusia dalam tugas/misi yang membosankan, kasar maupun berbahaya begi manusia, seperti pemetaan lahan, monitoring area yang luas, pencarian korban pada daerah bencana bahkan peperangan. Pada mulanya memang UAV ini hanya digunakan pada ranah militer, namun dewasa ini penggunaan UAV sudah sangatlah luas, mulai dari keamanan, komersial, penelitian hingga hobi. Kalangan masyarakat pada umumnya menganggap drone adalah jenis VTOL (Vertical Take-Off and Landing) saja yang biasa digunakan untuk selfie dan aerial video, karena memang drone jenis ini cukup populer diminati masyarakat umum.

DJI phantom

Drone jenis VTOL

Sebenarnya, perbedaan mendasar antara UAV dan pesawat aeromodelling (model RC) adalah penggunaan autopilot/flight controller, yang mana merupakan alat pengendali elektronis untuk mengontrol pesawat secara otomatis, baik koreksi gerakan maupun mengarahkan lintasanya bahkan untuk pengambilan keputusan secara otomatis pada kondisi tertentu, misalkan kembali ke pilot saat kondisi baterai/bahan bakar akan habis. (Baca selengkapnya tentang autopilot disini.)

UAV kalangan komersial  untuk pemetaan lahan maupun militer misi jarak dekat biasa menggunakan komputer, laptop atau bahkan tablet sebagai ground control station (pengendali dan monitor UAV tersebut dari tanah), sehingga sangat praktis digunakan dilapangan. Sedangkan UAV militer dengan jangkauan yang luas biasanya memiliki sistem ground control station yang lebih kompleks dan canggih yang terintegrasi dengan sistem komunikasi lainya. UAV jenis ini dapat dikendalikan bahkan dari tempat yang sangat jauh dan menyerang target tanpa diketahui lokasinya.

cockpit

Ground control station MQ-9 reaper

Teknologi autopilot saat ini sudah sangat maju dan sangat mudah diakses sehingga memungkinkan perkembangan teknologi ini sangat cepat berkembang di kalangan non-militer. Di Indonesia penggunaan UAV secara komersial banyak sekali dijumpai pada pemetaan lahan pertanian, perkebunan atau peta untuk pemerintah karena memang di Indonesia potensi pemetaan sangatlah luas dan dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.

ebee

Adapun secara global, UAV ini sangat dikenal dan kontroversial digunakan untuk sarana militer, baik untuk patroli, mata-mata, pengumpulan data intelegent bahkan untuk melancarkan serangan. Penggunaan untuk melancarkan serangan inilah yang sering sekali menjadi perdebatan secara internasional karena menyangkut nilai-nilai kemanusiaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi UAV atau drone ini sangatlah penting dan banyak memberikan pengaruh positif bagi kemajuan umat manusia.

dronewars

Peluncuran rudal menggunakan drone

Untuk Indonesia sendiri, sebagai negara maritim dan memiliki luas wilayah yang luar biasa besar dan harus dilindungi sudah selayaknya mengembangkan dan menggunakan teknologi drone ini. Pemanfaatan teknologi drone sudah terbukti efektif dan efisien digunakan di negara-negara maju untuk tujuan keamanan maritim, yakni untuk penjagaan perbatasan dan pencegahan terorisme, baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomi.

By Caesar Wiratama